Rabu, 26 Mar 2025
  • Home
  • Ekbis
  • Berbahaya! Pencurian Avtur di Kualanamu, Pipa Bawah Laut Dilubangi

Ekonomi,

Berbahaya! Pencurian Avtur di Kualanamu, Pipa Bawah Laut Dilubangi

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Jumat, 14 Feb 2025 18:01
okezone.com

JAKARTA - Pencurian avtur bawah laut di Pantai Labu, Deli Serdang, Sumatera Utara dinilai sangat berbahaya. Menurut pakar safety engineering dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Juwari, aksi tersebut tidak hanya mengancam nyawa manusia, namun juga keselamatan penerbangan, pencemaran terhadap air laut, dan juga merugikan negara. Karena itulah, pelaku harus ditindak tegas. 

“BBM termasuk barang berbahaya. Untungnya saat melubangi pipa, tidak terjadi kecelakaan misalnya kebakaran, terus pipanya meledak. Itu potensinya apa saja? Banyak sekali. Orangnya bisa celaka, lingkungan sekitarnya tercemar,” ujar Juwari di Jakarta, Jumat (14/2/2025).

1. Ganggu Pasokan Avtur

Menurut Juwari, aksi melanggar hukum tersebut juga berdampak serius terhadap penerbangan. Tidak hanya terhadap keselamatan, tetapi juga mengganggu jadwal penerbangan. 

“Jadi terlalu besar impact-nya terhadap rantai pasok avtur. Dari sisi keselamatan dia membahayakan, dari sisi keamanan dia tidak aman, dari sisi lingkungan, dari sisi ekonomi angkutan, dan seterusnya. Jelas terdampak,” kata Juwari. 

Belum lagi kerugian yang harus diderita Pertamina. Tidak hanya sejumlah volume avtur yang dicuri. Lebih dari itu, imbuh Juwari, jika terjadi kecelakaan, kerugian Pertamina pasti besar sekali karena terdampak pada asetnya. Dan pasti berimbas kepada keuangan negara, karena Pertamina adalah BUMN.

“Jadi dampaknya memang sangat besar. Makanya hukum harus benar-benar ditegakkan, agar ini tidak terjadi lagi,” pungkas Juwari. 

 
2. Aksi Pencurian Avtur Sangat Berbahaya

Terpisah, pengamat energi Inas Nasrullah Zubir juga sependapat, bahwa aksi tersebut sangat berbahaya. Selain itu, tentu saja aksi tersebut sangat merugikan Pertamina sebagai BUMN. “Makanya menurut saya, ini perbuatan yang biadab,” kata Inas. 

Karena itulah Inas berharap, pelaku bisa dihukum seberat-beratnya. Dalam hal ini, penegak hukum bukan hanya menjerat pelaku pencurian dengan KUHP, tetapi bisa juga menggunakan Undang-Undang Keselamatan Penerbangan. “Harus dijatuhi pidana maksimal. Bahkan kalau perlu pasal berlapis,” kata Inas.

Sebelumnya, Tim Fleet One Quick Response (F1QR) TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan membongkar sindikat pencurian avtur di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sindikat ini mencuri bahan bakar pesawat dengan cara melubangi pipa bawah laut yang menyalurkan avtur ke Bandara Kualanamu. 

3. Pertamina Lakukan Investigasi

PT Pertamina Patra Niaga tengah melakukan investigasi internal untuk menyelidiki kemungkinan adanya keterlibatan oknum Pertamina dalam kasus pencurian bahan bakar jenis avtur dari pipa penerimaan yang terhubung ke Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumatra Utara. 

Kasus pencurian avtur itu diungkap oleh personel TNI Angkatan Laut dari Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Lantamal I Belawan di Pantai Dewi Indah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara pada Selasa, 11 Februari 2025 lalu. 

"Iya tentunya kita juga melakukan penyelidikan internal untuk itu," kata Area Manajer Komunikasi, Humas dan CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria saat menjawab kemungkinan adanya keterlibatan oknum Pertamina dalam praktik pencurian avtur (ilegal taping) tersebut. 

Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, kata Satria, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada TNI Angkatan Laut (AL) Lantamal I Belawan yang telah melakukan pengamanan dan penindakan terhadap pencurian avtur (illegal tapping) pada pipa penerimaan di DPPU Kualanamu. 

“Pertamina Patra Niaga mengapresiasi langkah sigap dari TNI AL Lantamal I Belawan dalam melakukan pengamanan dan penindakan terhadap illegal tapping pada pipa penerimaan DPPU Kualanamu. Keamanan dan kelancaran distribusi energi khususnya bahan bakar pesawat merupakan hal yang sangat penting dan kami terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk memastikan distribusi energi tetap terjaga," terang Satria. 

Satria pun menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus pencurian itu kepada aparat penegak hukum. Pertamina pun sangat menanti hasil penyelidikan, utamanya untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam pencurian dan penadah avtur hasil curian tersebut. 

"Untuk di wilayah Sumatra Bagian Utara, ini kasus yang pertama untuk taping pipa penerimaan di DPPU," ungkapnya. 

Sumber: okezone.com

komentar Pembaca

Copyright © 2012 - 2025 www.spiritriau.com. All Rights Reserved.