Ekonomi,
Panduan Lengkap Menggunakan Rupiah Digital: Menuju Era Keuangan Baru

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Jumat, 02 Agu 2024 18:16

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadirkan Rupiah Digital di Indonesia, sebagai bagian dari transformasi digital dalam sistem keuangan nasional.
Dengan keberadaan uang digital ini, maka total jenis uang yang harus diterbitkan BI menjadi tiga jenis.
"BI harus mengeluarkan 3 jenis uang, yaitu uang kertas, uang elektronik yang sekarang dan uang digital ke depan," kata Perry dalam presentasinya di acara GBI Talk on Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030, Jumat (2/8/2024).
Menurut Perry, rencana penerbitan Rupiah Digital ini juga sudah masuk dalam Blueprint SPI 2030 yang diterbitkan oleh BI. Selain Rupiah Digital, Blueprint memuat tentang penguatan infrastruktur, industri, inovasi dan internasionalisasi sistem pembayaran di Indonesia.
Perry mengatakan rencana penerbitan Rupiah Digital ini telah memasuki tahap akhir. Dia mengatakan BI telah merampungkan tahap proof of concept. Saat ini, BI akan menentukan teknologi yang akan digunakan untuk 'mencetak' uang digital pertamanya itu.
Apabila teknologi sudah ditentukan, Perry mengatakan BI akan melakukan uji coba dengan mengedarkan Rupiah Digital ke perbankan.
Dalam tahap uji coba, Rupiah Digital hanya bisa dipakai untuk transaksi antara BI dengan bank dan antarbank. Apabila uji coba berjalan lancar, maka uang itu siap diedarkan ke masyarakat.
"Ke depan kita akan mulai eksperimen, mulai mengedarkan dulu dari khazanah digital rupiah bank Indonesia kemudian industri wholesale," ungkap Perry.
Sebelumnya, Perry menyatakan bahwa langkah awal yang diambil adalah peluncuran Proyek Garuda, yang memuat desain konseptual rupiah digital dalam bentuk white paper.
"Informasi ini sudah tersedia di situs resmi Bank Indonesia, dan bisa diakses oleh semua pihak, mulai dari generasi muda, milenial, akademisi, hingga pelaku industri baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai bank sentral, regulator, dan pengambil kebijakan publik, BI selalu berkolaborasi dengan masyarakat dan industri untuk mengembangkan ekosistem keuangan yang inklusif. Desain konseptual ini sudah dipublikasikan pada 30 November lalu," ujar Perry dalam acara Talkshow Rangkaian BIRAMA: Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital yang digelar secara virtual di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Proyek Garuda menjelaskan secara rinci mengenai persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dasar pemikiran, desain rupiah digital, hingga peta jalan dan sinergi yang dibutuhkan.
Terdapat tiga prasyarat utama dalam pengembangan rupiah digital ini. Pertama adalah desain konseptual, kedua adalah interkonektivitas infrastruktur, dan ketiga adalah pemilihan platform teknologi yang kompatibel tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
Dalam konteks Central Bank Digital Currency (CBDC) di berbagai negara, terdapat beberapa peran seperti wholesaler, distributor, dan retailer. BI berencana memulai dengan peran wholesaler untuk rupiah digital.
"Kita akan memilih perbankan dan non-bank yang memiliki peran penting dalam layanan sistem pembayaran untuk menjadi distributor rupiah digital. BI akan membangun sebuah ekosistem digital yang berisi platform teknologi. Detail mengenai lokasi dan besarnya platform ini akan dirahasiakan, namun yang pasti, ini adalah infrastruktur digital berbasis coding rupiah digital," jelas Perry.
Ekosistem ini akan terhubung dengan bank dan non-bank yang berperan sebagai wholesaler dan distributor. Dari sini, transaksi akan menggunakan teknologi blockchain atau distributed ledger technology (DLT).
"Jika nanti bank A dan bank B ingin memindahkan dana dari rekening konvensional ke rekening digital, prosesnya akan sangat cepat dan efisien karena semua terintegrasi secara digital. Baik bank maupun non-bank yang ingin bertransaksi dapat melakukannya secara instan, hanya dalam hitungan detik, berkat integrasi DLT atau blockchain," tambahnya.
Selanjutnya, wholesaler yang sudah siap akan diberikan mandat untuk menjadi retailer. Namun, jika wholesaler tidak mampu melayani, BI akan langsung melayani sebagai retailer, seperti yang saat ini dilakukan di wilayah 3T atau daerah terpencil.
"Jika pelaku distributor tidak mampu melayani masyarakat di daerah tertentu, BI akan menjalankan fungsi sebagai retailer di sana. Jika ada segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh wholesaler, BI siap menjadi retailer," pungkas Perry.
Dengan persiapan matang dan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan rupiah digital dapat segera diimplementasikan dan memberikan manfaat besar bagi ekosistem keuangan digital di Indonesia. Mari bersama-sama menyambut era baru keuangan digital dengan semangat dan optimisme.