Pada saat gunung berapi erupsi bahaya yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu bahaya primer (yang terjadi langsung saat erupsi terjadi) seperti aliran lava panas, wedus gembel, efek balistik, abu vulkanik, gas beracun, dan lahar.
Ada pula bahaya sekunder (post eruption), terjadi setelah erupsi gunung api, seperti banjir bandang, tsunami, hujan asam, perubahan iklim, dan polusi atmosfer.
Sementara Gunung Ruang, yang terletak di tengah laut, memiliki beberapa potensi bahaya yang perlu diwaspadai."Pertama, potensi tsunami dapat terjadi apabila material longsor masuk ke laut atau jika lereng gunung api runtuh, Kedua, letusan Gunung Ruang dapat mengeluarkan aliran lava dan piroklastik panas.Ketiga, abu vulkanik yang dihasilkan erupsi dapat mengganggu kesehatan pernapasan dan merusak ekosistem di sekitarnya," katanya.
Selain itu, terdapat pula fenomena kilatan petir yang muncul saat erupsi merupakan hal yang umum terjadi. Kilatan ini disebabkan oleh gesekan partikel-partikel yang terlontar dari gunung api.
Gunung Ruang Masih Level IV
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang dilakukanBadan Geologi, pertanggal 7 Mei 2024, pukul 09.00 Wita, aktivitas vulkanik Gunung Ruang dinilai masih tinggi.
"Ditetapkan pada Level IV (AWAS)," sebut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, Selasa, 7 Mei 2024.
Badan Geologi pun memberikan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 5 km dari pusat kawah aktif.
Wafid menyampaikan, kegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 Wita, terekam 7 kali Gempa Tektonik Jauh dan tremor menerus masih terekam melalui stasiun RUA4. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 m di atas puncak kawah.
Asap masih teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang - tebal dan tinggi 100 - 700 m di atas puncak, hal ini masih mengindikasikan aktivitas Gununc Ruang masih tinggi.
"Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang," katanya.
Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang berada dalam radius 5 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 5 km.
Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar dan luruhan awan panas (surge).
"Masyarakat dihimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan," imbau Wafid.