Tehnologi,
Ancaman Deepfake Diprediksi Meningkat di 2025, Ini Cara Mewaspadainya

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Minggu, 19 Jan 2025 13:08

JAKARTA - Teknologi deepfake, yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi suara dan wajah, kini semakin menjadi ancaman serius di dunia digital. Berbagai laporan terbaru memprediksi peningkatan penggunaan teknologi ini untuk tujuan penipuan dan serangan siber pada tahun 2025.
Apa Itu Deepfake?
Deepfake adalah teknologi yang dapat memanipulasi audio maupun video untuk menciptakan konten palsu yang tampak sangat nyata. Penggunaan teknologi ini semakin canggih, sehingga sulit dibedakan dari konten asli. Menurut laporan, serangan deepfake akan merajalela pada 2025, terutama digunakan untuk penipuan finansial dengan meniru suara atau wajah seseorang.
Aktor jahat atau penjahat siber adalah pihak yang memanfaatkan teknologi ini untuk keuntungan mereka. Misalnya, mereka dapat membuat rekaman palsu untuk menipu perusahaan atau individu. Sementara itu, organisasi keamanan siber seperti Palo Alto Networks dan pakar keamanan digital lainnya terus berupaya memberikan solusi untuk mendeteksi dan mencegah ancaman ini.
Tindak Kriminal Menggunakan Deepfake
Fenomena deepfake tidak mengenal batas wilayah. Di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, ancaman ini semakin nyata. Menurut laporan, terdapat rekaman percakapan deepfake yang melibatkan tokoh-tokoh publik di Indonesia, yang memicu kekhawatiran masyarakat akan dampak negatifnya.
Tahun 2025 diprediksi sebagai periode di mana penggunaan deepfake untuk aktivitas kriminal akan meningkat signifikan. Hal ini seiring dengan kemajuan teknologi AI generatif yang mempermudah pembuatan konten deepfake.
Ancaman ini muncul karena kemudahan akses terhadap data digital seseorang, seperti suara dan gambar, yang tersedia di internet. Deepfake suara, misalnya, dapat digunakan untuk menipu korban dengan cara yang sangat persuasif, seperti meniru suara atasan dalam sebuah perusahaan untuk memerintahkan transfer dana.
Peningkatan Kewaspadaan
Perusahaan keamanan digital, Palo Alto Networks menekankan pentingnya literasi digital untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap manipulasi deepfake. Selain itu, pengembangan teknologi deteksi deepfake menjadi kebutuhan mendesak. Teknologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghentikan penyebaran konten palsu sebelum mencapai audiens yang lebih luas.
Deepfake merupakan tantangan baru yang menguji ketahanan keamanan digital dan integritas informasi. Upaya kolektif dari pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menangkal ancaman ini. Kesadaran akan keberadaan teknologi ini dan pemahaman cara mendeteksinya adalah langkah awal untuk melindungi diri dari dampaknya.