Ekonomi
BLT Kesra Cair, Purbaya Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,7% di Kuartal IV-2025
PT.SPIRIT INTI MEDIA
Kamis, 27 Nov 2025 15:10
JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin menguat. Ia menilai Kuartal IV 2025 berpotensi tumbuh di kisaran 5,6 persen hingga 5,7 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal III yang tercatat 5,02 persen. Proyeksi tersebut diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 mencapai 5,2 persen.
Purbaya mengungkapkan, akselerasi pertumbuhan ini didorong oleh stimulus fiskal non-ekspansif yang ia sebut sebagai "injeksi uang" ke sistem perbankan, didukung oleh Komisi XI DPR.
"Jadi saya ekspektasi ekonomi kita akan tumbuh lebih bagus di triwulan IV tahun ini. Kalau sebelumnya 5,02 di triwulan ketiga, kita ekspektasi di triwulan IV dengan stimulus ini, dengan stimulus yang lain-lain, BLTS (Bantuan Langsung Tunai Sementara) dan lain-lain, kita ekspektasi ekonomi kita di triwulan IV bisa tumbuh 5,6â€"5,7 persen," ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (27/11/2025).
Jika proyeksi itu terjadi, kata Purbaya, maka faktor yang pertama adalah momentum pertumbuhan ekonomi kita sudah berbalik dari melambat ke arah percepatan.
"Yang kedua, full year ekonomi kita bisa tumbuh sebesar 5,2 persen.â€
Menurut Purbaya, langkah strategis yang diambilnya adalah membalik pesimisme di pasar dengan memindahkan dana negara yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia (BI) ke perbankan.
Menkeu memaparkan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sempat menurun, namun naik signifikan pada Oktober ke level 121,2.
"Artinya kita berhasil membalik optimisme masyarakat terhadap perekonomian kita," kata dia.
Langkah fiskal non-ekspansif ini dimulai pada Agustus dengan pemindahan dana negara sebesar Rp200 triliun, yang membuat laju pertumbuhan uang di sistem melonjak dari hampir nol menjadi lebih dari 13 persen.
"Ini yang hijau naik ke atas, itu tumbuhnya 13 persen lebih... ekonominya melambat [sebelum injeksi]. Boleh kita bilang ekonomi sepanjang ini diperlambat habis-habisan," ungkap Purbaya.
Meskipun laju pertumbuhan uang turun sedikit pada Oktober menjadi 7,8 persen, Purbaya menegaskan telah mendorong stimulus tambahan sebesar Rp76 triliun lagi ke sistem.
Purbaya menekankan bahwa "injeksi uang" total Rp276 triliun tersebut bukan merupakan ekspansi fiskal dan tidak mengubah postur APBN. Itu hanya langkah manajemen kas yang cermat.
"Ini tidak ada ekspansi fiskal, fiskalnya tetap sama, tapi kita manage dengan lebih bagus sehingga ekonominya bisa terus tumbuh," tegasnya.
Dampak langsung dari langkah ini terlihat di pasar uang, seperti suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman yang turun, sehingga menstimulus ekonomi.
Kemudian pasar uang antarbank (PUAB) turun signifikan, menandakan bank memiliki likuiditas lebih dan siap menyalurkan kredit.
Terakhir, Purbaya menilai kredit sudah mulai tumbuh dan diperkirakan akan mendekati 10 persen pada akhir tahun.
Purbaya menjelaskan, full impact dari kebijakan ini di perekonomian memerlukan waktu 2 hingga 3 bulan, yang puncaknya diperkirakan akan terjadi pada Kuartal IV 2025. Ia juga berharap Komisi XI DPR terus mendukung langkahnya dalam mengelola APBN tanpa ikut mencekik perekonomian.