- Home
- Pendidikan
- Ahli Ingatkan Fungsi ChatGPT untuk Riset dan Pendidikan, Jangan Ketergantungan
edukasi
Ahli Ingatkan Fungsi ChatGPT untuk Riset dan Pendidikan, Jangan Ketergantungan
PT.SPIRIT INTI MEDIA
Jumat, 04 Agu 2023 13:19
JAKARTA - ChatGPT dapat menjadi alat bantu kehidupan termasuk di dunia pendidikan. Namun para ahli mengingatkan dampaknya bisa membuat individu menjadi ketergantungan.
Guru Besar Teknik Komputer Universitas Indonesia, Riri Fitri Sari, menyebut penggunaan ChatGPT harus diantisipasi secara khusus dalam konteks akademik jangan sampai malah menjadi ketergantungan. Menurutnya, teknologi AI harus dimanfaatkan untuk mempermudah media pembelajaran.
"Dengan adanya Chat GPT, respons mahasiswa terlihat lebih rapi, tetapi kita harus berhati-hati agar penggunaan AI ini tidak membuat kita tergantung dan harus tetap menjadi media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (4/8/2023).
Riri menilai ChatGPT memiliki kecenderungan untuk memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan bahan pelajaran. Maka diperlukan evaluasi menggunakan alat lain dan perlu juga memberikan batasan ada ChatGPT dalam lingkup akademik.
"Bukan hanya melakukan hal-hal yang mudah, tapi mengarahkan kemana mesin itu dapat membantu kita membangun kebudayaan dan peradaban," kata Riri.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun memberi peringatan terkait bahaya yang bisa dihasilkan oleh teknologi berbasis model bahasa yang sangat pintar ini. Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN, Asril mengatakan bahwa ChatGPT selain bisa menjadi alat bantu juga bisa memberikan dampak buruk. Untuk itu masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal ketika menggunakannya.
Asril menyarankan pengguna harus memenuhi kaidah etika dan menghindari memasukkan data yang bersifat pribadi. Fungsi verifikasi oleh pengguna juga wajib dilaksanakan untuk mengukur apakah informasi ChatGPT tepat atau tidak.
"Kalau kita mendapatkan informasi dari chatGPT juga harus bertanggung jawab jika mau menyebarluaskan dan mempublikasikannya. Kita harus transparan menyebutkan bahwa ini hasil chatGPT sebagai disclaimer," kata Asril.
AI sebagai teknologi menurutnya harus aman, terpercaya, tidak merusak lingkungan dan tidak melanggar nilai-nilai. Asril menekan bahwa semua teknologi yang ada harus mengikuti basis nilai-nilai Pancasila dan memiliki etika dalam penggunanya.
Untuk diketahui, ChatGPT memang tidak bisa dipungkiri merupakan teknologi berbasis model bahasa yang sudah sangat pintar sekali dan mampu melayani tanya jawab layaknya manusia.
ChatGPT mampu menjawab dengan rapi karena berasal dari berbagai sumber data, internet, literasi, buku, dan sebagainya. Teknologi ini juga bisa menyimpan konteks kalimat-kalimat yang sudah pernah ditanyakan sebelumnya karena dia memiliki memori.
ChatGPT itu bisa menjawab secara multibahasa karena datanya sangat besar. Apabila ChatGPT sudah bisa mendapatkan pola yang sangat presisi, maka bisa dianggap tools ini sudah bisa mempintarkan dirinya.
Teknologi ini juga sangat banyak membantu di bidang riset, misal dalam penyusunan awal ide riset. Caranya adalah dengan mengangkat research missionnya, lalu metodologinya seperti apa, maka chatGPT bisa membantu.
Dengan bahaya dan manfaatnya, tidak salah jika menyebut ChatGPT sebagai dua mata pedang yang bisa saja melukai penggunanya atau bisa menyelamatkan penggunanya.
sumber:okezone.com