Sabtu, 26 Apr 2025
  • Home
  • Kesehatan
  • 5 Fakta Terkait Hambatan hingga Metode Alternatif Berhenti Merokok, Ini Kata Para Ahli

sehat

5 Fakta Terkait Hambatan hingga Metode Alternatif Berhenti Merokok, Ini Kata Para Ahli

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Rabu, 05 Feb 2025 17:57
okezone.com

Jumlah perokok di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Meski dampak negatifnya untuk kesehatan sudah jelas, namun sulitnya berhenti dan ketergantungan merokok menjadi salah satu faktor. 

Namun, baru-baru ini ada sebuah metode yang dianggap efektif untuk memfokuskan peralihan konsumsi rokok dengan menggunakan langkah alternatif yang lebih rendah risiko.

Metode tersebut yakni Tobacco Harm Reduction (THR). Berikut pemaparan terkait metode satu ini, dirangkum Okezone, dari keterangan tertulis dari bedah laporan golbal “Lives Saves”, yang diterima Rabu (5/2/2025).

1. Metode berhenti merokok yang selamatkan 4.6 juta jiwa

Analisis Lives Saved Report yang dikeluarkan oleh Global Health Consults pada akhir November 2024 menemukan, lebih dari 4.6 juta jiwa dapat terselamatkan pada 2060 dengan metode Tobacco Harm Reduction (THR). 

2. Metode yang dua kali lebih efektif dibandingkan terapi pengganti nikotin

Laporan “Lives Saved Report 2024” muncul seiring dengan semakin kuatnya bukti terhadap kualitas pemanfaatan metode THR yang dinilai dua kali lebih efektif dalam mengurangi kebiasaan merokok dibandingkan terapi pengganti nikotin. 

“Hadirnya intervensi ini lebih menjanjikan dalam mengurangi bahaya merokok tembakau yang dibakar, bahkan hampir dua kali lebih efektif untuk penghentian merokok dibandingkan terapi pengganti nikotin,” ujar 
salah satu penulis Lives Saved Report, dr. Ronny Lesmana. 

“Atau jika dibandingkan dengan hanya melanjutkan upaya pengendalian tembakau yang diarahkan oleh WHO saat ini saja,” lanjut Dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung ini. 

3. Upaya pemerintah dalam mengendalikan produk tembakau

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, pemerintah terus melakukan cara untuk mengendalikan penggunaan produk tembakau seperti rokok.

Mereka juga berupaya menurunkan 300 ribu kematian dini per tahun akibat merokok dengan mempertimbangkan opsi alternatif.

“Dalam upaya pencegahan berbagai penyakit akibat perilaku merokok, Kemenkes sudah membuat Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) sebagai upaya preventif dan promotif, dan tatalaksana pengendalian konsumsi rokok,” tutur dr. Nadia. 

“Selain itu, peta jalan regulasi hingga saat ini juga kami sudah menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 serta aturan turunan yang terbit setahun setelahnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur produk tembakau termasuk rokok elektronik,” sambungnya. 

4. Upaya pengurangan jumlah perokok lewat harm reduction

Prof. Tikki Pangestu, peneliti dan mantan Direktur Riset Kebijakan WHO mengatakan, ada langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam mengurangi jumlah perokok lewat upaya pengurangan dampak rokok (harm reduction). 

Langkah-langkah tersebut mencakup dialog antar pemangku kepentingan, diadakannya lebih banyak penelitian yang lebih berkualitas dan lebih mengerti faktor kontekstual lokal dan kolaborasi yang lebih kuat di antara para peneliti dan akademisi dengan komunitas harm reduction di dunia.

Prof Tiki berharap pemerintah Indonesia bisa lebih terbuka soal produk alternatif tembakau ini.

“Permasalahan rokok ini butuh intervensi yang maksimal. Beberapa negara maju di dunia seperti Inggris, Selandia Baru, dan Jepang sudah menerapkan konsep pengurangan risiko tembakau (tobacco harm reduction),” jelas Prof. Tikki. 

“Di negara maju tersebut, konsep pengurangan risiko berhasil menurunkan jumlah perokok konvensional, bahkan menurunkan peredaran jumlah rokok konvensional di pasaran,” lanjutnya.

5. Hambatan untuk berhenti merokok 

Praktisi Kesehatan dr. Arifandi Sanjaya mengatakan berhenti merokok jadi hal yang sulit dilakukan bagi perokok. 

Pasalnya setiap perokok yang berusaha berhenti akan menghadapi nikotin withdrawal atau gejala putus zat nikotin.

“Membuat perokok berhenti itu susahnya luar biasa. Saya tidak pernah membuat orang berhenti merokok, tapi membatasi dosisnya, karena banyak kejadian orang kolaps. Gejala ini terjadi karena tubuh dan otak perokok telah memiliki ketergantungan terhadap nikotin yang selama ini dikonsumsi melalui rokok,” papar dr.Arifandi. 

“Pendekatan dengan produk alternatif yang lebih aman dapat mengurangi risiko bahaya hasil dari pembakaran pada rokok dapat diupayakan dan dapat dijadikan jembatan perokok untuk berhenti merokok,” tutupnya.


Sumber: okezone.com

komentar Pembaca

Copyright © 2012 - 2025 www.spiritriau.com. All Rights Reserved.