okezone.com
MALANG - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan tujuh kali abu vulkanik hingga 1,2 kilometer pada Selasa (15/7/2025).
Data petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, sepanjang hari sejak pukul 00.00 hingga siang ini sudah tujuh kali erupsi. Adapun erupsi terbesar terjadi pukul 07.15 WIB dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 1.200 meter dari puncak kawah.
Petugas PGA Gunung Semeru, Liswanto, menyampaikan erupsi pertama dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 800 meter di atas puncak kawah terjadi pukul 04.20 WIB. Abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu.
"Dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 152 detik," kata Liswanto saat dikonfirmasi pada Selasa (15/7/2025) siang.
Setelah itu, secara beruntun aktivitas kembali naik sejak pukul 06.21 WIB. Namun visual letusan tidak teramati karena kabut tebal di puncak gunung. Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 06.51 WIB dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 600 meter dari puncak kawah, mengarah utara dan barat daya.
"Pukul 07.15 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ±1.200 m di atas puncak gunung. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan," ucapnya.
Terakhir, pantauan visual letusan gunung terjadi pukul 13.49 WIB, tapi visualisasi letusan abu vulkanik tak terpantau karena tertutup kabut tebal di puncak gunung. Aktivitas ini memang menjadi keseharian gunung api di perbatasan Malangâ€"Lumajang.
Menurutnya, sepanjang hari Senin, 14 Juli 2025, sejak pukul 00.00 hingga pukul 24.00 WIB terjadi 36 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11â€"22 mm dan lama gempa 59â€"243 detik. Kemudian terjadi tiga kali gempa guguran dengan amplitudo 3â€"4 mm dan lama gempa 82â€"132 detik.
"Terjadi empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 5â€"6 mm dan lama gempa 57â€"101 detik. Terjadi dua kali gempa harmonik dengan amplitudo 6â€"8 mm dan lama gempa 75â€"642 detik," kata dia.
Liswanto menambahkan, ada aktivitas gempa vulkanik dalam sebanyak tujuh kali yang dicatat pihaknya, di mana gempa ini memiliki kekuatan amplitudo 15â€"25 mm, S-P 2â€"3 detik dan lama gempa 11â€"25 detik.
"Terjadi lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8â€"19 mm, S-P 11â€"28 detik, dan lama gempa 36â€"75 detik. Kesimpulannya, aktivitas Gunung Semeru berada di Level II (Waspada)," tegasnya.
Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan,
"Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak," ungkapnya.
Masyarakat, termasuk pendaki, juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau pijar. Termasuk mewaspadai adanya potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tukasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Saat ini pendakian ke Gunung Semeru sudah dibuka untuk umum, tapi aktivitas pendakian masih terbatas hingga Danau Ranukumbolo serta dibatasi maksimal kuota 200 orang per harinya.***(Okezone.com)
Sumber: okezone.com
Peristiwa