Sabtu, 11 Okt 2025
Ekonomi,
Risiko Tarif Trump, Tahun 2026 Rupiah Diproyeksi di Atas Rp16.000

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Selasa, 19 Agu 2025 09:02

cakaplah.com
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky, memproyeksi nilai tukar rupiah ke depan masih dibayangi sejumlah risiko eksternal.
Ia menyebut, ketidakpastian global terutama akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS), serta konflik geopolitik membuat estimasi nilai tukar rupiah cenderung konservatif.
Selain itu, dampak dari restrukturisasi rantai pasok global juga belum sepenuhnya terlihat terhadap perekonomian Indonesia yang berpotensi menahan penguatan rupiah.
“Jadi most likely ini kemudian faktor yang mendorong estimasi nilai tukar rupiah relatif konservatif,” ujar Riefky.
Riefky menambahkan, tantangan eksternal itu turut menekan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia diperkirakan sulit mencapai pertumbuhan 5% pada 2025, apalagi di 2026 ketika tarif Trump mulai diterapkan penuh.
Di sisi lain, upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi tetap diperlukan untuk menopang ekonomi. Langkah-langkah seperti deregulasi, penegakan hukum, simplifikasi aturan, hingga penurunan hambatan non-tarif dinilai penting untuk menarik investasi.
“Hal ini tidak hanya mendukung penguatan rupiah, tetapi juga mendorong penciptaan lapangan kerja,” imbuhnya.
Sementara itu, Riefky memandang, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dinilai belum sepenuhnya efektif untuk menjaga stabilitas rupiah.
Ia mengestimasikan nilai tukar rupiah kemungkinan berada di kisaran Rp 16.000 " Rp 16.500 per dolar AS, dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% masih sulit tercapai pada 2026.
Dalam asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2026, nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 16.500 " Rp 16.900 per dolar AS.
Inflasi diperkirakan stabil di posisi 2,5%. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi diproyeksi sebesar 5,4% lebih tinggi daripada APBN 2025 yang diprakirakan tumbuh 5,2%.***(Cakaplah.com)
Sumber: cakaplah.com
komentar Pembaca