Delapan Kecamatan di Siak Direndam Banjir, Pemkab Belum Tetapkan Siaga Bencana
admin
Selasa, 15 Nov 2022 09:09
SIAK - Ribuan warga di delapan kecamatan se kabupaten direndam banjir, namun pemerintah belum menetapkan siaga bencana.
Sebaran banjir ini mengakibatkan sebagian warga dievakuasi ke tenda bencana.
Kepala BPBD Siak Kaharuddin menyampaikan data kecamatan terendam banjir, Senin (14/11/2022). Kecamatan tersebut adalah Kampung Belutu, Kampung Kandis dan Kampung Penting Bekulo di Kecamatan Kandis. Jumlah korban terdampak memcapai 1.159 jiwa. Kemudian Kampung Tualang di Kecamatan Tualang dengan jumlah korban 166 jiwa.
Kampung Mengkapan dan Kampung Tanjung Kuras di Kecamatan Sungaiapit dengan jumlah korban 198 KK. Kampung Dosan dan Kampung Pebadaran di Kecamatan Pusako dengan jumlah korban 71 KK.
Kampung Benteng Hilir, Benteng Hulu dan Merempan Hilir di Kecamatan Mempura dengan korban 300 KK. Kampung Merempan Hulu di Kecamatan Siak dengan korban 27 KK.
Kampung Kuala Gasib, Pangkalan Pisang, Buatan II, Sengkemang dan Rantau Panjang di Kecamatan Kotogasib dengan korban 32 KK. Terakhir adalah Kampung Lumbuk Umbut di Kecamatan Sungai Mandau dengan korban 9 KK.
Sementara itu Wakil Bupati Siak Husni Merza menyampaikan sampai saat ini pemerintah setempat belum menetapkan status siaga banjir. Pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap kondisi masyarakat di lapangan.
"Sejauh ini kita belum melakukan status siaga banjir, cuma kita sudah dapat instruksi dari Mendagri agar melaporkan secara rutin soal bencana banjir di daerah masing-masing," katanya kepada media di DPRD Siak usai rapat Paripurna, Senin (14/11/2022).
Ia menambahkan, Pemkab Siak bakal membangun posko banjir di kabupaten serta di kecamatan-kecamatan yang daerahnya terdampak.
"Ini yang lagi kita bicarakan tempatnya apakah di Kantor BPBD atau di mes Pemda," katanya.
Ia menginstruksikan kepada BPBD dan Dinas Sosial (Dinsos) kabupaten Siak agar secepatnya mendistribusikan bantuan serta mengevakuasi dan logistik kepada korban banjir. Tak hanya itu, ia juga meminta BPBD mengecek dan memonitori secara rutin kondisi masyarakat.
Husni mengaku pemerintah saat ini menemukan kendala untuk mengantisipasi luapan debit air sungai yang tak kunjung surut, ditambah cuaca yang terus menerus hujan membuat alat berat sulit diturunkan. Selain itu, topografi daerah yang terendam banjir rata-rata sedikit rendah atau lembah sehingga air dari sungai gampang meluap.
"Apalagi kita dengar informasi dari BMKG bahwa November ini puncak hujannya, ya jadi kami mohon untuk masyarakat bersabar karena memang kita juga terbatas apalagi alat tak bisa diturunkan, tetapi tetap kita pantau," kata dia.
Sebelumnya Camat Mempura Agung Sugoro memgatakan terkait banjir di kecamatannya sudah ada warga yang diungsikan. Dinas Sosial Siak juga memberikan bantuan logistik. Kapolres berdiskusi dengan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Siak beserta Penghulu Benteng Hilir mengenai PT Ekawana dan PT Arara Abadi yang membuka bendungan airnya.
“Harus ada solusi dari dua perusahaan itu, sebab akibat kegiatannya yang membuka bendungan berdampak ke warga. Ini semacam banjir kiriman dari Perusahaan tersebut, ditambah lagi curah hujan yang tinggi serta darinase yang kurang lancar,” kata dia.
Meski demikian, Dinas PU Tarukim Siak menurunkan alat berat ke lokasi banjir tersebut. Sedangkan dari kedua perusahaan belum ada turun membantu warga.