Kamis, 13 Nov 2025
  • Home
  • Internasional
  • Korban Tewas Kecelakaan Kapal Migran di Perairan Malaysia Bertambah Jadi 21 Orang

Internasional

Korban Tewas Kecelakaan Kapal Migran di Perairan Malaysia Bertambah Jadi 21 Orang

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Selasa, 11 Nov 2025 21:01
Okezone.com

JAKARTA â€" Korban tewas musibah tenggelamnya kapal migran ilegal di dekat Langkawi, Malaysia, yang berdekatan dengan perbatasan Thailand, telah bertambah menjadi setidaknya 21 orang pada Selasa (11/11/2025). Operasi pencarian dan penyelamatan yang telah memasuki hari ketiga berhasil menyelamatkan 13 orang, namun puluhan lainnya masih hilang.

Penjaga Pantai Malaysia memperkirakan kapal tersebut membawa sekitar 70 orang saat terbalik pada Minggu (9/11/2025).

Mereka yang berada di kapal tersebut diyakini termasuk di antara 300 orangâ€"sebagian besar dari etnis Rohingyaâ€"yang meninggalkan negara bagian Rakhine yang miskin di Myanmar dua minggu lalu, menurut pihak berwenang Malaysia.

Kapal lain yang membawa 230 penumpang masih hilang.

Otoritas maritim Malaysia memperkirakan operasi yang melibatkan pencarian di permukaan laut dan udara ini akan berlangsung selama tujuh hari.

Setidaknya satu jenazah yang ditemukan adalah seorang anak, kata pihak berwenang, sebagaimana dilansir BBC.

Dari 13 jenazah yang diselamatkan, 11 adalah warga Rohingya dan dua warga Bangladesh.

Warga Rohingya, yang sebagian besar beragama Islam, merupakan salah satu dari banyak etnis minoritas di Myanmar. Namun, kewarganegaraan mereka tidak diakui oleh pemerintah Myanmar.

Sejak Agustus 2017, tindakan keras mematikan oleh tentara Myanmar telah menyebabkan ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh. Namun, konflik dan kondisi kehidupan yang buruk di Bangladesh juga mendorong beberapa warga Rohingya melakukan perjalanan berbahaya dengan kapal penuh sesak menuju Malaysia.

Para pejabat mengatakan beberapa dari mereka harus membayar lebih dari USD 3.000 (sekitar ÂŁ2.300) untuk perjalanan laut ini. Kapal-kapal sering kali kecil dan sempit, serta kekurangan fasilitas dasar seperti air bersih dan sanitasi.

Para migran tidak selalu sampai ke tujuan. Beberapa meninggal di laut, sementara yang lain terkadang ditahan atau dideportasi.

Beberapa juga ditolak saat mendekati Malaysia dan Indonesia, baik oleh pihak berwenang maupun masyarakat pesisir setempat. Pada Januari lalu, Malaysia menolak dua kapal yang membawa sekitar 300 pengungsi setelah memberi mereka makanan dan air.

Lebih dari 150.000 warga Rohingya telah melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak akhir 2023, sementara ratusan ribu lainnya mengungsi secara internasional, menurut perkiraan Amnesty International


Sumber: Okezone.com

komentar Pembaca

Copyright © 2012 - 2025 www.spiritriau.com. All Rights Reserved.