Dipelukan Alpiah Makasebape Ade Irma Suryani Menghembuskan Napas Terakhirnya
Admin
Rabu, 30 Sep 2020 14:55
AHUNA - Hari ini tepat 55 tahun silam menjadi hari bersejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh Alpiah Makasebape (83). Oma Tintang, begitu orang biasa memanggilnya.
Di usianya yang sepuh, Oma Tintang masih mengingat dengan jelas peristiwa G30SPKI dan detik-detik meninggalnya Ade Irma Suryani Nasution dalam dekapannya setelah dirawat akibat tertembak pasukan Tjakrabirawa saat mendatangi rumah Jenderal Abdul Haris Nasution di Jalan Teuku Umar 40, Menteng, Jakarta Pusat.
Meski sudah uzur, wanita tua yang saat ini menetap di Kelurahan Dumuhung Kecamatan Tahuna Timur itu masih mengingat dengan jelas kejadian naas tersebut. Oma Tintang juga turut dipanggil oleh tim forensik untuk mengenali mayat Kapten Pierre Tendean usai dikeluarkan dari Lubang Buaya.
Perjalanan Oma Tintang sehingga menjadi pengasuh Ade Irma Suryani Nasution cukup panjang. Lahir di Tamako, 25 Desember 1936, di usia muda dia meninggalkan pekerjaannya sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Liun Kendage, Tahuna dan memilih merantau meninggalkan kampung halaman.
Sebelum merantau ke Jakarta, Oma Tintang sempat menetap di Tahuna, Manado dan Makassar. Di Jakarta dia bergabung dengan Yayasan Tilaar yang menampung serta menyalurkan tenaga-tenaga perawat handal.
Setelah Ade Irma lahir 19 Februari 1960, selang dua minggu kemudian istri Nasution, Johana Sunarti Nasution datang ke Yayasan Tilaar untuk mencari calon pengasuh buat Ade Irma. Terpilihlah Oma Tintang yang saat itu masih sangat muda.
"Saya sendiri tidak percaya karena dari sekian banyaknya perawat rumahan, saya yang tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia yang akhirnya dipercayai menjadi pengasuh Ade Irma," ujar Oma Tintang, Rabu (30/9/2020).
Namun keraguan itu perlahan sirna melihat kebaikan hati Johana, serta jiwa mengayomi dari Jenderal Nasution saat dia mulai bertugas, membuat kepercayaan dirinya muncul. Dia pun menjadi sangat akrab dengan Keluarga Nasution, termasuk puteri pertama mereka, Hendrianti Sahara dan Lettu Czi Pierre Andries Tendean, ajudan Nasution.
“Saya merasa bangga karena bisa menjaga anak perempuan yang sudah saya dianggap sebagai putri sendiri,” kata dia
Oma Tintang mengakui bahwa sebenarnya nama Ade tidak ada, nama Ade merupakan panggilan kesayangan pemberiannya kepada Irma Suryani Nasution
Dia juga mengakui sebelum Ade Irma meninggal, ia sudah mendapati ada firasat buruk kepada putri bungsu sang jenderal. Kadang suka menangis tanpa sebab dan juga tidak suka makan.
Tahun 1969 dia memilih pulang ke kampung halamannya. Komunikasi dengan keluarga Nasution masih tetap terjaga. Kenang-kenangannya berupa foto bersama keluarga Nasution masih tersimpan rapi. Begitu juga dengan kalung milik almarhumah Ade Irma yang diberikan kepadanya masih tersimpan dengan baik sampai sekarang.