Travel,
Jadi Tulang Punggung Pariwisata, Pekerja Sektor Event Resah Adanya Efisiensi Anggaran Pemerintah

PT.SPIRIT INTI MEDIA
Sabtu, 15 Feb 2025 15:05

Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah di 16 pos belanja strategis membuat resah pekerja di sektor event. Terlebih lagi, masalah lain yang juga harus dihadapi adalah kompleksitas regulasi industri event dapat menghambat pertumbuhan sektor ini.
Menurut studi Oxford Economics (2018), industri event global menyumbang USD2,5 triliun bagi perekonomian dunia dan menciptakan 26 juta lapangan kerja. Di Indonesia, sektor ini berkontribusi Rp120 triliun terhadap PDB dan menopang 278.000 pekerja, menjadikannya tulang punggung ekonomi kreatif dan pariwisata nasional.
Untuk itu, Backstagers Indonesia Event Management Association secara resmi meluncurkan Manifesto Industri Event Indonesia, sebuah dokumen strategis yang menyoroti pentingnya industri event sebagai pilar ekonomi kreatif dan menawarkan peta jalan industri event sebagai solusi atas tantangan kebijakan serta ketidakpastian global.
Manifesto ini merupakan hasil kolaborasi antara pelaku industri event seperti komunitas event owner, rental indonesia, akademisi, dan pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan industri event Indonesia agar lebih kompetitif, inovatif, dan berkelanjutan di tingkat nasional maupun global.
“Banyak persepsi bahwa event itu biaya padahal menurut studi global, event merupakam instrumen investasi, salah satu mesin penunjang ekonomi. Seperti yang kita lihat dari data Asian Games 2018 dapat memberikan kontribusi PDB 22,3 Triliyun dan KTT G20 dapat memberikan dampak instan pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 8,11% dalam satu kuartal," ujar Ketua Umum Backstagers Indonesia, Andro Rohmana, dikutip Kamis (13/2/2025).
Dalam dokumen Manifesto Backstagers Indonesia, analisa dan perkembangan industri event sudah tergambar dengan jelas. Termasuk tantangan industri event yang masih terlihat banyak yang belum terurai.
“Sebetulnya kami memang sudah cukup lama mempersiapkan manifesto ini, yang pada awalnya kami melakukan kajian untuk menjawab solusi masalah klasik seperti seperti birokrasi yang cukup kompleks dibandingkan negara Asean lainnya, upskilling/reskilling dan career pathway yang belum terpetakan dengan baik, pemerataan venue event/mice yang belum merata sehingga perputaran ekonomi masih banyak terpusat di Jakarta dan Bali saja, dan terakhir pas banget adanya efisiensi anggaran pada 16 pos belanja yang kita lihat banyak beririsan dengan industri event," tambahnya.
Oleh karena itu, Backstagers Indonesia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung implementasi Peta Jalan Industri Event guna memastikan industri ini tetap tumbuh dan berkembang sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif Indonesia.
Lebih lanjut Backstagers Indonesia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan berbasis data dan berimbang, mendorong terbantuknya komite industri event nasional, menerapkan transformasi digital dan menandatangani petisi #PetaJalanEventIndonesia.