(Foto : Humas PHR)
PEKANBARU-Di ruang kelas, mereka adalah penentu masa depan bangsa. Namun, bertepatan dengan semangat Hari Guru Nasional 2025, kini 21 guru dari tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau telah bertransformasi menjadi ‘Digital Teacherpreneur’, membuktikan bahwa kecerdasan pedagogik dapat berpadu harmonis dengan naluri bisnis daring.
Inilah kisah sukses dan progres nyata Program Pemberdayaan Digital Teacherpreneur yang diinisiasi oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak sebulan yang lalu. Program ini dirancang bukan hanya sebagai pelatihan tambahan, melainkan sebagai strategi pemberdayaan berjenjang yang memberikan dampak langsung pada kesejahteraan pendidik. Melalui inisiatif ini, PHR secara nyata berkomitmen untuk menyejahterakan para guru, menjadikan momen Hari Guru Nasional sebagai landasan aksi nyata.
Misalnya, Ari Lestari, S.P, senyum lebar terpancar dari wajah guru SMKN 1 Lubuk Dalam, Kabupaten Siak ini. Sambil menatap layar ponsel, beliau menginformasikan kabar gembira: telah terjadi penambahan followers signifikan di media sosial usahanya, JaeGue, produk berupa jahe bubuk hingga kunyit bubuk yang sudah ia rintis dua tahun. Peningkatan ini adalah hasil nyata dari workshop intensif PHR pada bulan Oktober lalu.
"Sebelumnya, kami punya produk, tapi bingung cara jualnya secara digital. Sekarang, kami diajarkan membuat akun bisnis, produksi konten promosi, hingga strategi live harian. Dampaknya langsung terasa," ujar Ari Lestari, salah satu dari 21 guru peserta terpilih.
Lalu ada Alhafisyah Syahfatul Aini, S.Pd dari SMAN 3 Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu, yang kini aktif mengelola usahanya dengan strategi digital yang baru dipelajarinya. Kedua guru ini "dan 19 rekan mereka" kini dibekali dengan literasi digital, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran daring yang aplikatif.
Meskipun baru berjalan sebulan pasca-pelatihan, dampak ekonomi dari program ini sudah terukur. Berdasarkan hasil monitoring berkala PHR pada minggu pertama November, para guru peserta mencatat kenaikan pendapatan tambahan yang signifikan.
Sebagai contoh, Ibu Agus Budiruliasari dari SMK Abdurrab Pekanbaru memaparkan peningkatan keuntungan bersih usahanya yakni jenis makanan dimulai dari Rp100 ribu hingga mencapai Rp500 ribu dalam periode singkat. Demikian pula, banyak guru lainnya melaporkan kenaikan pendapatan di kisaran Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.
Peningkatan ini didukung oleh bertumbuhnya kehadiran mereka di ranah digital. Akun media sosial usaha mereka mencatat penambahan pengikut antara 50 hingga 150 followers, hasil dari penerapan strategi posting dan live harian yang disiplin.
"Program teacherpreneur ini diharapkan dapat menggali potensi para guru dalam bidang kewirausahaan tanpa mengganggu proses belajar mengajar," kata Manager CID PHR, Iwan Ridwan Faizal.
Dijelaskan Iwan, ini bukan sekadar pelatihan; ini adalah cara bagus dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan para guru. “Semoga bisa mendapatkan peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan para guru. Momen hari guru nasional jadi refleksi PHR untuk mendukung kemajuan dunia pendidikan di Riau,” ujarnya.
Program Digital Teacherpreneur ini dirancang untuk mencapai tiga dimensi utama yang saling terkait dalam ekosistem pendidikan Riau, yakni peningkatan kapasitas profesional sehingga guru mendapatkan pemahaman pedagogik yang diperkuat dengan literasi digital yang mumpuni.
Kemudian pemberdayaan ekonomi, guru memperoleh penghasilan tambahan yang etis dan berkelanjutan, sehingga berdampak positif pada kesejahteraan pribadi dan secara tidak langsung meningkatkan mutu pembelajaran. Dari sisi penguatan komunitas, guru di samping menjadi panutan dan inspirator, juga menularkan semangat kewirausahaan digital kepada siswa dan komunitas sekolah, menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih dinamis dan produktif.
Dengan bekal digital ini, 21 guru dari berbagai kabupaten, mulai dari Rokan Hilir, Bengkalis, Kampar, Siak, Pekanbaru, Dumai, hingga Rokan Hulu kini tidak hanya mencerdaskan generasi di kelas, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi dari rumah. Mereka membuktikan bahwa masa depan pendidikan juga sejalan dengan keberlanjutan ekonomi.*
Keterangan foto:
1. Agus Budiruliasari, S.Farm guru di SMK Abdurrab Pekanbaru saat melakukan live show lewat akun TikTok dalam memasarkan produknya melalui ranah digital
2. Ari Lestari, S.P guru SMKN 1 Lubuk Dalam, Kabupaten Siak menunjukan produk JaeGue yang ia rintis dan mulai berkembang lewat pelatihan Digital Teacherpreneur yang diberikan PHR
# # # # # # # #
TENTANG PHR ZONA ROKAN
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.
Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021. Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina. Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan(***)
Ekbis