Kamis, 05 Des 2024

Gallery Foto

Melirik Pulau Jemur Dan Sejarahnya, Bidadari Yang Tertidur

Selasa, 13 Des 2022 11:36
(Foto: Jonathan Surbakti)
Pulau Jemur
Pulau Jemur sebenarnya  bagian dari Pulau Arwah  yang terdiri dari delapan Pulau. Pulau arwah  adalah gugusan  Pulau kecil-kecil  yang terletak ditengah-tengah  Pulau Sumatera  dan Jazirah Malaysia atau tepatnya ditengah-tengah selat Malaka. Jarak tempuh melalui pesawat Heli dari Bagansiapiapi ke Pulau Jemur sekitra 25 Menit, sementara kalau menggunakan Speed lebih kurang  2 jam perjalanan. Sedangkan kalau menggunakan Kapal  bisa mencapai 3 jam lebih. Itu Kalau cuaca mengijinkan. Karena kalau kita  dari Litas Panipahan  Kecamatan Pasir Limau Kapas tidak begitu jauh beda, hanya yang dikhawatirkan agin kencang atau gelombang pasang, sebaiknya perjalan ke Pulau ini ditunda menunggu hari baik.   

Kalau kita mencermati lagi bahwa Jarak  tempuh yang paling dekat dari Malaysia kepulau ini adalah Pulau Batu Mandi dengan  jarak sekitar 7,6 km namun sayangnya Pulau-pulau ini tidak berpenghungi meski lokasi dan tempat pulau  tersebut jika dipandang dari kejauhan sangat menarik dan indah sekali. Di Pulau Batu Mandi ini juga Presiden Soekarno Putri pernah menancapkan bendera merah putih  dengan tujuan bahwa pulau terluar ini masuk kewilayah Teritorial  Indonesia. 

Pulau yang berpenghuni  adalah Pulau Jemur karena disana tedapat satwa langka yakni telur penyu,  dimana disana terdapat juga Pos  Pengintai  Angkatan Laut  dan perumahan penjaga Mercu Suar yang sudah dibangun sejak jaman dahulu kala.

Menurut sejarahnya Pulau ini pernah dihuni  oleh masyarakat  sebagai pengelola  sarang burung walet dan pemungut telur penyu. Tampak sekilas pulau ini merupakan pulau yang ter-asing dari dunia luar. Ini bisak kita saksikan saat kita berkunjung ki Pulau ini, sejumlah petugas Angkatan Laut maupun petugas mercu suar yang siap  melakukan aplusan, kadang-kadang  mereka sampai tiga bulan sekali baru turun kedarat.

Dahulunya dikenal dengan raja kecil yang bergelar  Sultan  Jalil Rahmad  Syah adalah anak dari  Sultan Mahmud Syah II penguasa emperium  Melayu yang dibunuh  oleh Datuk Megat Sri Rama atas hasutan Tun Habib bergelar Datuk  Bendahara   yang dikenal  dengan peristiwa  Sultan mangkat di Julang.

Sejak kecil yang dididik di Paguruyung, setelah dewasa  menuntut  hak tahta dari  ayahandanya di Johor. Pada awalnya Johor  dapat ditaklukan,  namun karena  raja Johor Sultan Abdul Jalil Riayat Syah bersekokongkol  dengan armada  Bugis  yang dipimpin Daeng Pirani, Raja Kecil dapat diusir hingga lari ke pulau Bintan. Dipulau ini  raja kecil juga digempur  habis-habisan  yang kemudian  lari kepedalaman Siak.

Dipinggir sungai  Jantan disitulah ia mendirikan kerajaan dengan ibu kota  Buantan dan di Buantan pula ia dinobatkan menjadi raja Siak Pertama bergelar  Sultan Abdul Jalil   Rahmad Syah pada tahun 1723.     

Kerajaan Siak  mengalami puncak kejayaan  ketika  dipimpin  oleh Sultan Syarif Ali  yang bergelar  Sultan Asyaids Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuiddin (1784-1810) pada masa itu ada 12 kerajaan dipedalaman Sumatera yang dapat ditaklukan antara lain, Kerajaan Kota Pinang, Kerajaan Pagurawan, Kerajaan Batu Bara, Kerajaan Bedagi, Kerajaan Kuala, Kerajaan Pawaian, Kerajaan Bilah, Kerajaan Asahan, Kerajaan Serdang, Kerajaan Langkat, Kerajaan Tamiang dan Kerajaan Deli.  

Lancarnya  lalu lintas  perdagangan  rempah-rempah  diselat  Malaka membuat Inggris  iri hati yang akhirnya pecah perang antara Inggris dan  Belanda pada  waktu itu. Perang inilah  dikahiri dengan suatu perjanjian  yang dikenal dengan  Traktat  London. Isi dari traktat London tersebut antara lain menatakan,  Singapura diakui Belanda milik Inggris,  Batas kekuasaan  Belanda  dan Inggris  dibatasi jalur khusus  (Selat Malaka) dan daerah  sebelah  Barat Selatan jalur kusus dikuasai oleh Inggris  dengan demikian  Bengkulu semula  dikuasai Inggris  jatuh ke  tangan Belanda  sedangkan Malaka, Johor  dan  kerajaan-kerajaan kecil lainnya yang selama ini  merupakan jajahan  Belanda jatuh kepada Inggris.

Berdasarkan  fakta dan sejarah  dan legenda  seperti cerita penduduk, jelas bahwa Pulau Jemur sejak zaman  kerajaan Siak-zaman penjajahan Belanda dan berdirinya Republik Indonesia  berada dalam  Wilayah  kerajaan Siak-Provinsi  Riau-Kabupaten Rokan Hilir- Kecamatan Kubu.             

Sejarah Pengelolaan Pulau Jemur

Hamba raja  dan penduduk  negeri kerajaan Siak bukan saja Melayu tempatan  tetapi ada yang berasal dari bugis, banjar, minang, Burma, Siam, Arab, China dan berbagai etnis  lainnya dan kebanyakan dari mereka  telah melebur  masuk dan menjadi suku  yang ada disisni. Begitu juga Tonolog yang oleh Sultan diberi gelar Datuk berasal dari kerajaan Bone dan dipercayakan  menjadi Panglima Laskar Laut di kerajaan Siak. Ketika Tuk  Tonolog pulang dari Johor  ia disamun  oleh Bapak  laut  yang bermarkas  di Pulau Jemur. Bajak laut dapat dikalahkan  oleh Sultan  Tuk Tonolog diserahkan untuk mengawasi dan mengelola Pulau Jemur dan pada setiap tahunnya  Tuk Tonolog  memberikan pajak upeti  sarang burung layang-layang  dan telur penyu kepada Sultan.

Kemudian  datang pula Bangsawan  Bone  ke Kerajaan Siak bernama  Silawatang (kareng) Hitam, tak lama kemudian  menyusul pula adik Karaeng  Hitam  yakni Karaeng Putih  mencari abangnya  Silawatang  Hitam  sampai ke Bantaian  dan Tanah Putih, mereka  pergi ke Siak karena Bone  pada waktu itu  digempur oleh VOC. Salah satu dari anak. Disnalah pula Tuk  Tonolog  telah beranak pinak  dengan gadis tempatan  anak-anaknya  antara lain, Datuk Amin, Datuk Adam dan Cik Ipong. 

Salah seorang anak dari Karaeng  Putih  bernama Daeng  Kasi kawin  dengan  anak tuk  Tonolog   yakni Cik Ipong. Kemudian atas izin Sultan Tuk Tonolog  ketiga anak dan menantunya  disuruh ke Pulau Jemur untuk mengelola  Pulau Jemur. Merekapun membuka kampung  baru  yang diberi nama Pasir Limau Kapas dan  dalam bahasa Bone  kampung tersebut  bernama Pasirah. 

Tuk Amin diangkat  menjadi Datuk Penghulu  kampung di Pasir Limau Kapas ini, Tuk  Adam diserahkan mengawasi  dan mengelola Pulau Jemur sedangkan iparnya Daeng  Kasi diserahkan  mengelola tanah  darat berupa perkebunan kelapa.Dari  perkawinan Karaeng Putih  dan Cik Ipong  lahir beberapa  anak, salah satunya  bernama  Daeng Kuting  dan sampai tahun 1963 Daeng Kuting yang mengelola Pulau Jemur.

Adanya konfrontasi  dengan Malaysia, masyarakat yang berada di Pulau Jemur  lebih kurang 6 KK diusir oleh Angkatan Laut  dari Pulau tersebut dengan alasan   bahwa Pulau tersebut sebagai  daerah pengintaian  musuh (daerah rahasia).  Akibatnya  mata pencaharian mereka sebagai pengelola  turun temurun  di Pulau Jemur menjadi terputus.  Oleh Daeng Kuting  di berilah Kuasa kepada Haji Yahya  Tatoe yang sekarang ini orangnya masih hidup. 

Haji Yahya  kemudian menghadap Panglima Daerah Teritorial I Sumatera di Belawan. Haji Yahya  berangkat ke Belawan  (tahun 1968) menghadap Panglima  Daerah  Teritorial I (Pangderal) di Belawan Laksamana Hotma Harahap kemudian diperoleh kesepakatan bahwa Angkatan Laut Komando Daerah Maritim I (Kodamar) Belawan tetap boleh  bermukim dan membuat pengintaian  di Pulau Jemur  (gugusannya),  keamanan masyarakat didalam  Pulau Jemur  dijamin oleh  Pihak Angkatan Laut dan  masyarakat memberikan  sedikit hasil telur penyu dan sarang burung walet  kepada pihak Primer Koperasi Angkatan Laut (Primkopal).

Ketika putusan itu  diperoleh H. Yahya, iapun melapor ke Kodamar II di Dumai, namun jawaban Kodamar II  Dumai pada waktu itu sangat menyedihkan,”Segala urusan Pulau Jemur  lapor saja  ke Pos  Angkatan laut di Panipahan,”begitu kata H. Yahya   dalam kesaksiannya tanggal 1 Januari 1928  pada waku itu.  Sejak itu pula Pulau Jemur  menjadi terlarang  bagi  para ahli waris  apalagi penduduk  disekitar  Pasir Limau Kapas selanjutnya Pulau Jemur  menjadi daerah tertutup  kembali seperti  pada saat-saat  konfrontasi  dengan Malaysia.

Dengan lahirnya Kabupaten Rokan Hilir  yang terpisah dari Kabupaten Bengkalis, para ahli waris  yang mengelola Pulau Jemur kembali berharap agar  mereka dapat kembali  mengelola  Pulau tersebut  seperti sediakala,  sebab kalau ditinjau  dari hukum adapt, Pulau tersebut adalah merupakan tanah adat  yang dapat diwariskan kepada anak cucu Tuk Tonolog. 

Hingga sekarang ini Pulau Jemur masih dijaga oleh pihak Angkatan Laut sebagai  keamanan disana, kemudian disana juga telah berdiri Pos Dinas Perikanan. Untuk mengembangkan potensi penangkaran  penyu. Pemkab Rohil telah melakukan kerja sama  dengan Dinas   Bappeda, Dinas Perikanan dan  Kelautan dan Pihak Angkatan Laut sendiri untuk mengelola Pulau Jemur, bahkan kata Bupati zamanya Wan Thamrin Hasyim bahwa  Pulau ini akan dijadikan objek wisata.  

Pulau Batu Mandi seluas 8 Km 
GUGUSAN Kepulauan Arwah yang terletak di bagian tengah selat Malaka berada dalam wilayah perairan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rohil, memiliki kumpulan beberapa pulau baik besar maupun kecil. Mengingat ukurannya yang sangat bervariasi serta ditata secara alami, menyebabkan gugusan kepulauan Arwah memiliki potensi yang sangat patut dikembangkan baik di bidang perikanan, wisata maupun budidaya penyu. Namun dibalik potensi tersebut setidaknya mengandung tingkat kerawanan yang cukup tinggi. Salah satu diantaranya terhadap kemungkinan pencaplokan wilayah dari negara tetangga Malaysia.  Gilirannya  wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dapat terancam.

Kumpulan pulau-pulau yang terdapat pada gugusan kepuluan Arwah tersebut diantaranya Pulau Jemur, Pulau Pertandang, Pulau Batu Mandi, Pulau Batu Berlayar, Pulau Batu Andang, Pulau Tukong, Pulau Tukong Mas, Pulau Tukong Simbang dan Pulau Labuhan Bilik. Dari beberapa pulau tersebut, yang terdekat di  garis sepadan antara Indonesia dengan Malaysia, yakni Pulau Batu Mandi. Jarak dari Pulau Batu Mandi dengan negara Malaysia hanya mencapai sekitar 7,6 kilometer. Mengingat kondisinya yang sangat dekat tersebut, ternyata dapat ditempuh selama satu jam perjalanan dari negara Malaysia dengan menggunakan kendaraan cepat. 

Tak pelak lagi, Pulau Batu Mandi telah mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak agar eksistensinya sebagian dari NKRI dan merupakan wilayah dari propinsi Riau dapat terus terjaga. Upaya yang telah dilakukan saat ini, yakni memberikan tanda atau prasasti di Pulau Batu Mandi tersebut berupa plat dari besi anti karat. 

Selain itu, upaya patroli dari kesatuan TNI AL dibawah komando Lanal Dumai di perairan gugusan Kepulauan Arwan termasuk di Pulau Batu Mandi dan sekitarnya masih terus dilakukan. 

“'Mengingat rawannya masalah daerah yang berada di garis sepadan termasuk Pulau Batumandi, berbagai kebijakan segera diterapkan. Salah satu diantaranya yakni melakukan patroli secara rutinitas. Kalau pulau tersebut sudah dihuni oleh penduduk, maka kegiataan warganya segera terus ditingkatkan. Pulau Batu Mandi saat ini sudah diberikan tanda. Pemasangan tanda di Pulau Batu Mandi itu sudah dicanangkan semasa presiden Megawati dahulunya.  

Malah saat itu direncanakan dipasang langsung oleh presiden Megawati. Mengingat adanya kesibukan, pemasangan yang telah dijadwalkan itu tidak dilakukan. Sehingga, dengan inisiatif, tanda yang sudah lama disiapkan itu, segera langsung dipasang sendiri.
 
Bagaimana sebenarnya kondisi Pulau Batu Mandi yang menjadi batas garis sepadan antara Indonesia dengan Malaysia tersebut? Kondisi dari dekat soal Pulau Batu Mandi tersebut, ternyata sangat diindentik sekali dengan namanya. Pulau tersebut benar-benar berupa bongkahan batu besar yang muncul di tengah laut. Luas Pulau Batu Mandi secara keseluruhannya  hanya mencapai sekitar delapan kilometer. Pada saat kondisi air laut sedang surut, luas Pulau Batu Mandi mencapai delapan kilometer persegi. Sedangkan bila kondisi air laut pasang, luas Pulau Batu Mandi hanya berkisar antara 5 kilometer hingga sampai satu kilometer persegi saja.

Diberi namanya sebagai Pulau Batu Mandi tersebut, ternyata tidak terlepas dari kondisi alamnya. Dimana setiap air laut mengalami pasang surut, saat itu kondisi Pulau Batu Mandi berjemur dan mandi. ''Saat air surut, Pulau Batu Mandi itu terlihat secara utuh. Tapi, begitu pasang, Pulau Batu Mandi itu terendam. Begitulah seterusnya. Sehingga, untuk memudahkan proses pemberian namanya disebut dengan Pulau Batu Mandi. 

Hingga saat ini, Pulau Batu Mandi itu tidak berpenghuni alias sebagai pulau kosong,'' kata Yahya (49) salah seorang nelayan yang beroperasi di perairan Pulau Jemur dan sekitarnya.

Kendati luasnya hanya mencapai delapan kilometer persegi dan tidak berpenghuni serta menjadi batas garis sepadan antara Indonesia dengan Malaysia, namun di sisi lain Pulau Batu Mandi memiliki potensi yang cukup membanggakan. Salah satu potensi tersebut yakni objek wisata didasar laut. Konon, dasar laut di perairan Pulau Batu Mandi tersebut cukup sangat dengan  berbagai jenis kehidupan hewan di laut serta terumbu karang. 

Panorama dasar di perairan Pulau Batu Mandi tersebut sangat indah. Karena, dihiasi oleh terumbung karang dan bebatuan.  Begitu pemadangan seperti mata  hari saat mau terbit maupun saat matahari mau terbenam. Kepuasan  dan kebanggaan tersendiri bagi setiap orang  yang berkunjung ke Pulau ini adalah merupakan suatu oleh-oleh yang mengandung kesan  tak ternilai  harganya.  Kepuasaan melihat pemandangan tersebut lah membuat para pengunjung yang sudah sampai dipulau ini enggan bergerak untuk melangkahkan kakinya. 

Meski demikian dalam  pengembangan  untuk menjadikan objek wisata di dasar laut di Pulau Batu Mandi termasuk di perairan gugusan Kepulauan Arwah, sangat sulit dilakukan. Hal tersebut disebabkan oleh arus laut yang dinilai sangat deras, serta membutuhkan biaya yang cukup tinggi. 

Pulau Jemur
Sementara, dari beberapa kumpulan Kepulauan Arwah tersebut, terdapat dua pulau yang sudah berpenghuni. Kedua pulau tersebut yakni Pulau Jemur dan Pulau Labuhan Bilik. Pulau Jemur sendiri telah menjadi pusat pengintaian dan pertanahan untuk TNI AL. Selain itu, Pulau Jemur juga dilengkapi dengan mercu suar yang bawah naungan Navigasi. Dari segi letaknya, Pulau Jemur termasuk wilayah yang berbatasan langsung dengan selat Malaka. Sehingga, berbagai jenis kegiataan di jalur internasional di Selat Malaka tersebut, dengan mudah dapat terpantau.

''Dari pemantuan yang dilakukan di Pulau Jemur ini, akvitasnya kegiataan tanker di jalur internasional Selat Malaka sangat tinggi sekali. Dimana, setiap hari rata-rata terdapat sebanyak 400 unit kapal tanker yang lalu lalang di jalur internasional Selat Malaka. Itu dalam kondisi siang hari belum ditambah pada waktu malam hari,'' kata petugas TNI AL menceritakan.

Kendati sebagai pusat pengintaian, namun Pulau Jemur memiliki potensi yang sangat prospek untuk dapat terus dikembangkan. Potensi tersebut diantaranya terdapat di sektor wisata, perikanan dan budidaya penyu. ''Setelah Kepulauan Riau berpisah dengan Propinsi Riau, andalan wisaha bahari khususnya pantai yang memilikim panorama yang indah dengan pasir putihnya di propinsi Riau menjadi sangat minim. 

Untuk menuju ke Pulau Jemur, ternyata dapat ditempuh dari Bagansiapi-api maupun dari Kecamatan Pasir Limau Kapas, Sinaboi serta Kubu. Jarak antara Bagansiapi-api dengan Pulau Jemur mendapai 52 mil. Sedangkan jarak antara  Pasir Limau Kapas dengan Pulau Jemur mencapai sekitar 40 mil. Hanya saja untuk singgah dan sampai ke Pulau Jemur, ternyata harus memerlukan waktu. Apalagi, fasilitas seperti pelabuhan di Pulau Jemur belum tersedia secara memadai. 

Malah, untuk sampai ke Pulau Jemur sendiri maupun pulau-pulau lainnya di gugusan kepuluan Arwah masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Tak pelak lagi, bila kurang jeli membaca situasi, terpaksa harus terampung di tengah laut dan rela berpanasan di bawah teriknya sengatan matahari. ''Mau masuk dan merapat ke Pulau Jemur, tidak bisa. Karena, kebetulan air laut masih surut. Alhasil, ya kita harus menunggu di tengah laut. Setelah air pasang baru bisa merapat. 


Wajar saja kalau kita yang  berpergian kedaerah ini   mempunyai perasaan dek-dekan atau ngeri-ngeri sedap. Sebap kalau kita tidak bisa memastikan keadaan cuaca, maka perjalanan kita akan terhalang dan bisa mendapatkan hambatan menunu kesana. Untuk itu  kalau kita ingin berpergian kedaerah ini paling tidak akan melakukan koordinasi dengan pihak  TNI AL yang  biasanya paham dan tahu persis situasi cuaca di perairan tersebut. Artinya kalau mereka mengatakan cuaca buruk dan tidak boleh pergi, maka niat kita untuk berangkat  supaya kita tunda menunggu keadaan cuaca kembali normal, sehingga melalui petunjuk mereka ini, mudah-mudahan perjalanan kita tidak akan mendapat kendala hingga sampai tujuan. 

Untuk mengembangkan sektor pariwisata di gugusan kepuluan Arwah tersebut, telah menghadapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar. Permasalahan tersebut diantaranya belum tersedianya sarana dan prasarana alat transportasi secara reguler menuju pulau Jemur. Selain itu, jaringtan infrastruktur penunjang seperti listrik, air bersih, komunikasi dan pelayanan keimigrasian belum tersedia. ''Berkaitan dengan bidang pariwisata, pemkab Rohil intens melakukan promosi pulau Jemur. 

Dibidang budidaya penyu,  Pulau Jemur memiliki potensi yang besar. Karena, di Pulau Jemur tersebut terdapat hewan satwa langka yakni penyu hijau dengan tingkat bertelur sebanyak 300 ekor. Hanya saja aktivitas pengumpulan penyu terus dilakukan sehingga suatu saat dikuatirkan akan memusnahkan penyu-penyu yang ada di Pulau Jemur dan sekitatrnya. ''Musim penyu bertelur yakni pada bulan April hingga September. Telur yang dihasilkan mampu mencapai rata-rata 1.000 butir perhari. 

Penyu-penyu yang ada di perairan Pulau Jemur dan sekitarnya harus mendapat perhatian serius. Kalau tidak, keberadaan penyu itu akan punah. Budidaya penyu harus segera dilakukan untuk menjaga keberadaannya dari ancaman kepunahan. Pemkab Rohil sendiri, tahun 2004 lalu telah melepaskan sebanyak 350 tukik penyu sebagai wujud melestarikan keberadaanya. Dan budidaya ini segera terus kita tingkatkan,'' kata Kata  Suyatno 

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir, Pulau Jemur sebenarnya  bagian dari Pulau Arwah  yang terdiri dari delapan Pulau. Pulau arwah  adalah gugusan  Pulau kecil-kecil  yang terletak ditengah-tengah  Pulau Sumatera  dan Jazirah Malaysia atau tepatnya ditengah-tengah selat Malaka. 

Menurut data dari Dinas Perikanan dan Badan Pertahanan Kabupaten Rohil,  Kepulauan Arwah  terdiri delapan Pulau  yang masing-masing terletak pada  posisi koordinat, Pulau Jemur, 02.47.528  Lintang Utara (LU) dan 100.31.19,7 Bujur Timur (BT),  sedangkan Pulau Pertandangan 02.48.11,2 LU dan 100.31.46.46,4 BT, Pulau  Batu Mandi terdiri dari dua bagian  dengan titik koordinat  02.47.36,8 LU,  100.33.45,8 BT dan yang satu lagi dengan tititk koordinat  02.47.31,5 LU dan 100.33,16,5 BT. 

Sementara Pulau Batu Berlayar terletak pada koordinat,02.47.36,8 LU  dan 100.32.36,8 BT. Pulau Batu Adang dengan letak posisi koordinat 02.48.40,5 LU  dan 100.31.57, BT sedangkan Pulau Tukong Mas dengan koordinat 02.47.39,5 LU  dan 100.30.56 BT. Sementara dua pulau lagi yakni  Pulau Tukong Sumbang dengan posisi koordinat 02.46.11,7  LU dan 100.32,50,1 BT dan yang terakhir Pulau Tukong 02.45.42.7 LU dan 100.32,42,1 BT. (jonathan)


Nelayan masih melakukan pencarian ikan serta melakukan transaksi di Pulau Jemur Ini
Demaga Pelabauhan Pulau Jemur Bantuan dari APBD Provinsi Riau
Gallery Foto
Berita Terkait
  • Jumat, 19 Agu 2022 12:14

    Peringatan HUT RI Ke 77 Bupati Bengkalis Ingatkan Anak Bangsa Berperan Mengisi Kemerdekaan

    BENGKALIS-Indonesia kini genap berusia 77 tahun. Diusianya yang semakin matang, Bupati Kasmarni mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Bengkalis untuk bersama-sama merefleksikan pesan perjuangan

  • Senin, 18 Jul 2022 19:25

    Kenal Pamit Kapolres Rohil,Tokoh Masyarakat Panipahan Ucapkan Selamat

    ROKAN HILIR- Kenal Pamit dari pejabat lama Kapolres Rokan Hilir,  AKBP Nurhadi Ismanto, SH, S.I.K  kepada Pejabat Baru Kapolres Rokan Hilir AKBP. Andrian Pramudianto, SH SIK,MSi , digelar di

  • Rabu, 29 Jun 2022 07:50

    Study Komperatif, Pansus Kerja Sama DPRD Bengkalis Kunjungi Sekratariat Kota Bandung

    BENGKALIS - Panitia Kusus (Pansus) Kerja Sama Daerah DPRD Bengkalis melakukan studi komparatif di Sekretariat Kota Bandung, pada Kamis (06/16/2022). Kunjungan rombongan disambut Sekretaris Kota, Baria

  • Sabtu, 21 Mei 2022 21:21

    Lagi Pasukan Brimob Rohil Baksos Bersihkan Rumah Ibadah

    ROKAN HILIR-Masih dalam rangka memperingati HUT Brimob Batalyon B Pelopor  ke-17 yang jatuh pada tanggal 09 Juni  2022  bulan depan, kembali  Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Ri

  • Kamis, 21 Apr 2022 04:21

    Jalin Silaturrahmi Pertagas Sapa Wartawan Riau di Bulan Ramadhan

    DUMAI-Melalui agenda buka puasa bersama wartawan dan jurnalis, Pertamina Gas (Pertagas) menyapa wartawan Riau di hotel Patra Dumai, Rabu (20/04)Kegiatan yang bertujuan menjalin silaturrahmi secara ber

  • komentar Pembaca

    Copyright © 2012 - 2024 www.spiritriau.com. All Rights Reserved.